Tertinggal dengan divisit 3-0 adalah hal yang sangat sulit untuk dikejar, namun harapan tetap selalu ada. Hal inilah yang dirasakan oleh timnas kita, dimana mereka dituntunt untuk tampil impresif demi mengejar divisit gol dan memastikan diri sebagai juara tahun ini.

Hal yang bisa dibilang bukan sesuatu yang mustahil, mengingat sejarah pernah terjadi didunia sepakbola. Pada final Champions League 2004, Liverpool tertinggal 3-0 dari AC Milan pada babak pertama - namun mampu membalikkan keadaan dibabak kedua dengan unggul 3-4 hingga peluit panjang dibunyikan dan memastikan diri sebagai juara.

Indonesia pada event AFF 2006 pada babak seminfinal juga pernah tertinggal 2-1 ketika bermain diJakarta, namun berhasil membalas 4-1 di Kuala Lumpur dan menuju ke babak Final kala itu.

Peluang akan selalu ada, dan harapan tentu akan selalu muncul dalam posisi tertekan sekalipun..satu hal yang patut digaris bawahi adalah sikap tak sportif suporter Malaysia kala pertandingan Final AFF 2010 Leg I di Bukit Jalil, Malaysia- tak patut untuk ditiru.

Bagaimanapun kata sportifitas adalah hal yang paling dibanggakan dari kata-kata menang itu sendiri. kita juga tidak perlu menyalahi ketidakmampuan PSSI dalam membina pemain muda kita, namun bersama-sama membenahi diri demi sikap fair play didalam dan diluar lapangan.

Buatlah "Setitik Harapan Garuda menjelang Final AFF Leg II" ini menjadi jalan reformasi sepakbola tanah air kita menjadi lebih baik, sportif,dan menunjukkan mental sebagai juara dari masa kemasa apapun hasil yang kita peroleh nanti malam. Terbanglah terus Garuda bawalah kejayaan dalam setiap kepak sayapmu.. MERDEKA