Kegagalan panen yang diakibatkan curah hujan atau bencana alam yang terjadi telah memaksa para petani untuk berutang pada tahun 2009, hal yang berakibat lebih dari 17 ribu petani di India melakukan bunuh diri pada tahun 2009, tujuh persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Studi yang dilakukan oleh National Crime Records Bureau (NCRB) menunjukkan bahwa kenaikan tersebut tidak disertai dengan motif mengapa para petani tersebut bunuh diri. Kebanyakan para pelaku bunuh diri berasal dari Maharashtra, Karnataka dan Andhra Pradesh. Walaupun ekonomi di perkotaan yang tengah berkembang, dua dari tiga warga India masih hidup di wilayah pinggran dan sekira 150 ribu petani melakukan bunuh diri dalam kurun waktu satu dekade ini.

Pada statistik lainnya menunjukkan bahwa sekira 127,151 orang melakukan bunuh diri pada tahun 2009 dan sekira 125 ribu orang atau sekira 350 per hari mati di jalan raya. Sejak tahun 2005, jumlah kematian fatal di jalan raya meningkat hingga 30 persen, dan juga kenaikan dalam jumlah volume kendaraan sekira 35 persen. Demikian lansir AFP, Selasa (18/1/2011).

Meningkatnya ekonomi di India membuat pemasukan setiap orang pun meningkat, sehingga banyak konsumen yang menginvestasikannya pada kendaraan. Akan tetapi, studi yang dikeluarkan di jurnal medis Inggris ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya ekonomi bisa menghasilkan perubahan tingkah laku, seperti mengemudi dengan cepat dan lebih jauh tanpa mengindahkan keselamatan.

Sementara sekira 175 orang meninggal karena kelaparan dan kehausan pada tahun 2009, 261 karena tragedi bom, 25,911 orang mati tenggelam, 8,539 dihukum mati dan 1,826 mengalami kecelakaan fatal karena masuk septic tank atau got. Sekira delapan ribu orang meninggal karena digigit ular atau gigitan hewan lainnya.